Manusia tertinggi di dunia ada di Indonesia.

Suparwono, manusia tertinggi asal Lampung, kini, menjadi perhatian banyak warga di kawasan Lampung Tengah. Pemuda berusia 24 tahun itu berkeliling kampung-kampung, hanya untuk mempertunjukkan ketinggian badannya. Maklum, tinggi tubuh Suparwono memang jauh di atas rata-rata, yakni 2,7 meter.

Desa Malangsari, Kecamatan Kota Gajah, Lampung Tengah, tiba-tiba riuh rendah. Warga tampak berkerumun di sebuah tempat. Warga bergantian berfoto bersama seorang pemuda tinggi menjulang. Ya, itulah Suparwono, pemuda berusia 24 tahun asal Satuan Pemukiman Delapan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Suparwono berada di desa tersebut dalam rangka pertunjukan keliling yang dikoordinatori dua pemuda asal Seputih Banyak. Untuk berfoto bersama Suparwono, warga dikenai biaya sebesar Rp15 ribu.

Suparwono memang banyak menarik perhatian karena tinggi badannya yang tidak lazim, yakni 2,7 meter. Suparwono sebenarnya terlahir normal. Saat lahir, berat tubuhnya empat kilogram dengan panjang 50 sentimeter. Ketika berusia 10 tahun, Suparwono mulai menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat. Bahkan pada usia 15 tahun, tingginya telah mencapai 2,25 meter.

Tinggi badan Suparwono yang luar biasa inipun membuat sebuah klub basket profesional di Surabaya, Jawa Timur. merekrutnya. Namun pada tahun 2003, Suparwono mengalami cedera lutut sebelah kanan. Klub basket tempat Suparwono bergabung pun mendepaknya.

Putra pasangan Sugito dan Siti Aisyah itu kemudian dioperasi di sebuah rumah sakit di Surabaya. Sejak itulah Suparwono tidak dapat beraktivitas secara normal.
Pria tamatan sekolah dasar ini pun kini hanya bekerja sebagai pencari rumput untuk pakan ternak dan buruh penebang tebu di sebuah perkebunan. Penghasilan yang diperoleh tentu tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sekitar satu bulan lalu, Suparwono bertemu dua warga Seputih Banyak. Kedua orang ini lalu mengajak Suparwono mengadakan pertunjukan keliling. Hasil dari pertunjukan ini sebagian digunakan untuk menambah biaya hidup Suparwono.

sumber ngobrolaja